A.
Pengertian
sifat hakikat manusia dan wujud sifat hakikat manusia
a. Pengertian sifat hakikat manusia
Sifat hakikat manusia diartika
sebagai ciri-ciri karakteristik, yang secara prinsipil membedakan manusia dari
hewan.
Keberadaan
manusia apabila dibandingkan dengan makhluk lain(hewan),selain memiliki insting
sebagaimana yang dimiliki hewan.Manusia adalah mahluk yang memiliki beberapa
kemampuan antara berfikir,rasa keindahan ,perasaan batiniah,harapan,menciptakan
dll. Sedangkan kemampuan hewan lebih bersifat instingtif dan kemampuan berfikir
sangat rendah untuk mencari makan,mempertahankan diri dan mempertahankan kelangsungan
hidupnya.
Sementara kodrat
manusia itu sendiri adalah kemanusiaan yang belum selesai , yang masih harus
muncul atau lahir dan mewujud dalam sejarah. Karena itu manusia tidak mau lagi
menyesuaikan diri dengan tatanan dunia atau tatanan alam, tetapi ingin
mengubahnya.
Max
scheler,Adolf Portman dan Helmuth Plessner menyebut keleluasaan manusia untuk
menelaah dan melampau setiap regulasi eksistensinya dalam dunia sebagai
keterbukaan terhadap dunia.
Manusia memiliki
dunia yang tidak terbatas dan tidak terikat pada lingkungan tetapi terbuka pada
dunia. Kecenderungan –kecenderungan manusia tidak ditentukan oleh nalurinya
,tetapi dibentuk dalam proses interaksinya dengan dunianya
b. Wujud sifat hakikat manusia
1)
Kemampuan Menyadari Diri
Kemampuan Mengeksplorasi potensi yang ada, dan mengembangkannya kearah kesempurnaan dan menyadarinya sebagai kekuatan. Adanya kemampuan menyadari diri bahwa dirinya memiliki ciri khas atau karakteristik diri dan dapat membedakan dirinya dengan yang lain.
Kemampuan Mengeksplorasi potensi yang ada, dan mengembangkannya kearah kesempurnaan dan menyadarinya sebagai kekuatan. Adanya kemampuan menyadari diri bahwa dirinya memiliki ciri khas atau karakteristik diri dan dapat membedakan dirinya dengan yang lain.
2)
Kemampua Bereksistensi
kemampuan menempatkan diri dan menerobos ( tidak terbelenggu oleh ruang dan waktu. Adanya kemampuan bereksistensi juga dapat membedakan manusia dari hewan ,dimana hewan selalu menjadi onderdil lingkungan ,sedangkan manusia menjadi manajer lingkungan. Kemampuan bereksistensi dapat dibina melalui pendidikan
kemampuan menempatkan diri dan menerobos ( tidak terbelenggu oleh ruang dan waktu. Adanya kemampuan bereksistensi juga dapat membedakan manusia dari hewan ,dimana hewan selalu menjadi onderdil lingkungan ,sedangkan manusia menjadi manajer lingkungan. Kemampuan bereksistensi dapat dibina melalui pendidikan
3)
Pemilikan Kata Hati
kemampuan membuat keputusan tentang yang baik/benar dan yang buruk/salah bagi manusia sebagai manusia.
kemampuan membuat keputusan tentang yang baik/benar dan yang buruk/salah bagi manusia sebagai manusia.
Cara meningkatkan : melatih akal kecerdasan
dan kepekaan emosi
4)
Moral (etika)
Perbuatan yang dilakukan/nilai-nilai kemanusiaan
Bermoral sesuai dengan kata hati yang baik bagi manusia, dan sebaliknya
Etika hanya sekedar kemampuan bersikap/mengenai sopan santun.
Perbuatan yang dilakukan/nilai-nilai kemanusiaan
Bermoral sesuai dengan kata hati yang baik bagi manusia, dan sebaliknya
Etika hanya sekedar kemampuan bersikap/mengenai sopan santun.
5)
Kemampuan Bertanggung Jawab
kesediaan untuk menanggung segenap akibat dari perbuatannya
kesediaan untuk menanggung segenap akibat dari perbuatannya
Wujud
tanggung jawab ada bermacam-macam yaitu:
a.
Tanggung jawab kepada dirinya
sendiri:menanggung tuntutan kata hati,misalnya bentuk penyesalan yang mendalam
.
b.
Tanggung jawab kepada masyarakat:
menanggung norma” sosial . bentuk tuntutan berupa cemoohan,hukuman penjara dll
c.
Tanggung jawab kepada Tuhan YME :
menanggung tuntutan norma-norma agama misalnya perasaan berdosa dan terkutuk
6)
Rasa Kebebasan (Kemerdekaan)
rasa bebas (tidak merasa terikat oleh sesuatu) tetapi sesuai dengan tuntutan kodrat manusia.
rasa bebas (tidak merasa terikat oleh sesuatu) tetapi sesuai dengan tuntutan kodrat manusia.
7)
Kewajiban dan hak : dua macam
gejala yang timbul sebagi manifentasi dari manusia sebagi makhluk sosial. Wajib
bukanlah “ikatan” melainkan keniscayaan. Kemampuan menghayati kewajiban sebagai
keniscayaan tidaklah lahir dengan sendirinya,tetapi bertumbuh melalui suatu
proses.
8)
Kemampuan Menghayati Kebahagiaan
Kesanggupan menghayati kebahagiaan berkaitan dengan 3 hal : Usaha, norma-norma, dan Takdir.
Kesanggupan menghayati kebahagiaan berkaitan dengan 3 hal : Usaha, norma-norma, dan Takdir.
B.
Dimensi
hakikat manusia potensi keunikan,dan dinamikanya
a.
Dimensi
Keindividulan
Individual adalah orang atau perseorangan, keperibadian seseorang
yang merupakan suatu keutuhan yang tidak dapat dibagi-bagi.
Setiap anak dilahirkan telah dikaruniai potensi untuk menjadi berbeda
dari yang lain, atau menjadi dirinya sendiri. Tidak ada diri individu yang
identik di muka bumi, bahkan dua anak kembar yang berasal dari satu telur pun
yang lazim di katakana seperti pinang dibelah dua, serupa dan sulit dibedakan
suatu dari yang lain, hanya serupa tetapi tidak sama, apalagi identik .
b.
Dimensi
Kesosialan
Adanya dimensi kesosialan pada diri manusia tampak lebih jelas pada
dorongan untuk bergaul. Dengan adanya dorongan untuk bergaul ,setiap orang
bertemu dengan sesamanya.
Contoh: berinteraksi dengan orang lain, saling membutuhkan, bekerja
sama.
c.
Dimensi kesusilaan
Susila berasal dari kata su dan sila yang artinya kepantasan yang lebih
tinggi. Kesusilaan di artikan mencakup etika dan etiket (persoalan kepantasan
dan kesopanan)
Contoh : misalnya saja didaerah pulau Jawa orang yang memakai pakan
minim masih di pandang buruk di kalangan masyarakat sebab di pulau jawa masih
menjunjung tinggi nilai kesopanan tetapi di daerah pulau Bali kususnya di
daerah kota itu sudah menjadi hal biasa.
d.
Dimensi keberagamaan
Pada hakikatnya manusia adalah makhluk religius. Sejak dulu kala
,sebelum manusia mengenal agaman mereka telah dipercaya bahwa di luar lam yang
dapat dijangkau dengan perantaraan alat inderanya,diyakini akan adanya kekuatan
supranatural yang mengusai hidup alam semesta ini.
Kemudian setelah adanya agama manusia sudah mulai menganutnya. Agama sangat
diperlukan manusia demi keselamatan dan merupakan pedoman hidup manusia.
Contoh: saling menghormati agama lain
C. Pengembangan dimensi hakikat manusia serta implikasinya dalam
pendidikan
a.
Pengembangan
yang utuh
Tingkat keutuhan perkembangan
dimensi hakikat manusia ditentukan oleh dua faktor ,yaitu kualitas dimensi
hakikat manusia itu sendiri secara potensial dan kualitas pendidikan yang
disediakan untuk memberikan pelayanan atas perkembangannya.
Dari wujud dimensinya:
Keutuhan terjadi antara aspek
jasmani dan rohani ,antar dimensi
keindividuan,kesosialan,kesusilaan,keberagaman,antara aspek
kognitif,afektif,psikomotor.
Pengembangan dimensi
keindividualan,kesosialan,kesusilaan dan keberagaman dikatakan utuh jika semua dimensi tersebut mendapat layanan
dengan baik ,tidak terjadi pengabaian terhadap salah satunya. Dalam hal ini
pengembangan dimensi keberagaman menjadi tumpuan dari ketiga dimensi yang di
sebut terdahulu.
Dari arah pengembangannya
Keutuhan pengembangan dimensi
hakikat manusia dapat di arahkan kepada
pengembangan dimensi keindividualan , kesosialan, kesusilaan dan keberagaman
secara terpadu
Pengembangan yang sehat terhadap
dimensi keindividualan memberi peluang pada seserang untuk mengadakan eksplorasi
terhadap potensi-potensi yang ada pada dirinya.
b.
Pengembangan
yang tidak utuh
Pengembangan yang tidak utuh
terhadap dimensi hakikat manusia akan terjadi di dalam proses pengembangan jika
ada unsur dimensi hakikat manusia yang terabaikan untuk ditangani .Pengembangan
yang tidak utuh berakibat terbentuknya kepribadian yang pincang dan tidak mantap.
c.
Sosok manusia indonesia seutuhnya
Sosok
manusia seutuhnya telah dirumuskan di dalam GBHN ( Ketiadaan Garis Besar Haluan
Negara). Dinyatakan bahwa pembangunan Nasional dilaksanakan didalam rangka
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia
seluruhnya. Hal ini berarti bahwa pembangunan dilaksanakan, keselarasan,
keserasian dan keseimbangan untuk mengerjar kamajuan lahiriah ( pangan,
sandang, perumahan, dsb ) dan kepuasan lahiriah (pendidikan, rasa aman, rasa
keadilan, bebas mengeluarkan pendapat bertanggung jawab, dsb ) untuk mencapai
cita–cita hidup di dunia dan kebahagian di akhirat.
Peta Konsep
s
Daftar Pustaka
Prof.Dr.Umar
Tirtarahardja,Drs.S.L.La Sula.2005.Pengantar Pendidikan.Jakarta:PT. Asdi
Mahasatya.Penerbit Rineka Cipta
Tonny D.Widiastono,M.Sastra
Pratedja.2004.Pendidikan Manusia Indonedia.Jakarta:PT.Kompas Media
Nusantara.Penerbit Buku Kompas
Kesimpulan:
Sifat hakikat manusia serta dimensinya hanya dimiliki
oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan. Ciri-ciri yang khas tersebut
membedakan dunia hewan dari dunia
manusia.
Dengan adanya sifat hakikat manusia tersebut
memberikan tempat kedudukan pada manusia sedemikian rupa seehingga derajatnya
lebih tinggi dari pada hewan.
Salah satu sifat hakikat manusia yang istimewa ialah
adanya kemampuan menghayati kebahagiaan pada manusia.
Semua sifat hakikat manusia dapat dan harus di tumbuh
kembangkan melalui pendidikan dan ditumbuh kembangkan secara selaras dan berimbang
sehingga menjadi manusia yang utuh .
0 komentar:
Post a Comment