Makalah - Pemahaman Teoritis Dan Aplikastif Model Desain Instruksional Dick and Carey


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah Desain Instruksional dengan dosen pengampu Dr. Kustiono, M. Pd.  Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Semarang, 10 April 2017

Penulis


DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang         ....................................................................................1
B.    Rumusan Masalah     ....................................................................................1
C.    Tujuan                    ....................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Model Desain Instruksional Dick and Carey                    ..............................2
B.    Langkah-langkah Desain Instruksional Dick and Carey      ..............................3
C.    Kelebihan Model Pengembangan Dick and Carey             ..............................6
D.   Kelemahan Model Pengembangan Dick and carey           ..............................7
BAB III
Kesimpulan    ..........................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA





BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang
Model pembelajaran Dick dan Carey adalah model pembelajaran yang dikembangkan melalui pendekatan sistem (System Approach). Pendekatan yang mempertimbangkan tahapan tahapan pemecahan masalah yang setiap langkah di pahami dan menghasilkan sebuah solusi alternatif  dan solusi yang di pilih dapat di terapkan. Model sistem pembelajaran yang dikembangkan oleh Dick dkk yang terdiri atas beberapa komponen yang perlu dilakukan untuk membuat rancangan aktifitas pembelajaran yang lebih besar. Terhadap komponen-komponen dasar dari desain sistem pembelajaran yang meliputi analisis, desain, pengembangan, implementasi dan evaluasi. Dick dan Carey memasukan unsure kognitif dan behavioristik yang menekankan  pada respon siswa terhadap stimulus yang dihadirkan. Unsur kognitif yang mengutamakan daya kognitif atau daya pemikiran dari peserta didik dan unsur behavioristik yang mengedepankan tingkah laku peserta didik dalam pembelajaran.

Implementasi model desain sistem pembelajaran ini memerlukan proses yang sistematis yang menyeluruh. Karena model pembelajaran ini merupakan model yang dikembangkan pada pendekatan sistem. Hal ini dipelukan untuk dapat menciptakan desain sistem pembelajaran yang mampu digunakan secara optimal dalam mengatasi  masalah-masalah pembelajaran. Dengan model Dick and Carey yang teratur, efektif dan efisien dalam pelaksanaannya yang mampu mendorong motivasi dan prestasi belajar peserta didik.

Model desain yang dikembangkan oleh Dick dkk ini sangat memperhatikan proses yang sistematis karena model desain ini dikembangkan melalui pendekatan sistem, jadi dalam peneraparan sangat harus diperhatikan mengenai sistem dari model desain ini dalam pembelajaran.

B.           Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dipaparkan adalah sebagai berikut.
1.    Apakah pengertian dari model desain Dick and Carey ?
2.    Bagaimana penerapan model desain Dick and Carey ?
3.    Apakah kelebihan dan kekurangan dari model desain Dick and Carey ?

C.           Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah adalah sebagai berikut.
1.    Mampu mengetahui dan memahami model desain Dick and Carey.
2.    Mengetahui penerapan model desain Dick and Carey.
3.    Mampu mengetahui kelebihan dan kekurangan dari model desain Dick and Carey.

BAB II
PEMBAHASAN

A.           Model Desain Instruksional Dick and Carey
Dick and  Carey memandang desain pembelajaran sebagai sebuah sistem dan menganggap pembelajaran adalah proses yang sistematis. Menurut Dick and Carey bahwa pendekatan sistem selalu mengacu kepada tahapan umum sistem pengembangan pembelajaran (Instructional Systems Development/ISD).

Komponen model pembelajaran dick and carey meliputi; pembelajar, pengajar, materi, dan lingkungan. Demikian pula dilingkungan pendidikan non formal meliputi; warga belajar (pembelajar), tutor (pengajar), materi, dan lingkungan pembelajaran. Semua berinteraksi dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Komponen dan tahapan model pembelajaran dick and carey lebih kompleks jika dibandingkan dengan model pembelajaran yang lain seperti Morrison, Ross, dan Kemp. Walaupun model Morrison, Ross, dan Kemp juga memandang desain pembelajaran sebagai sebuah sistem, tetapi sedikit berbeda. Mereka menyebutkan desain pembelajaran sebagai metode yang sistematis tetapi bukan pendekatan sitematis. Tahapan yang digunakan yaitu perencanaan, pengembangan, evaluasi, dan management proses.



B.    Langkah-Langkah Desain Instruksional Dick and Carey
Model Dick & Carey banyak di jumpai di banyak buku teks yang beredar di Indonesia. Model penelitian dan pengembangan yang dirancang oleh Dick & Carey saat ini merupakan salah satu model yang sering dipakai dalam penelitian dan pengembangan secara luas. Dalam model tersebut terdiri atas sepuluh langkah.
Terdapat perbedaan istilah yang digunakan antara Model Dick & Carey 1978 dengan model yang terdapat dalam bukunya terbitan tahun 2009. Meskipun demikian banyaknya langkah atau komponen Model Dick & Carey 1978 sama dengan Model Dick & Carey 2009 hanya terdapat beberapa perbedaan istilah saja. Berikut merupakan bentuk alur prosedural dan pengelompokan tahapan prosedural pengembangan berdasarkan Instructional Design Dick, Carey, dan Carey.

a.            Analisis Kebutuhan dan Tujuan (Identity Instructional Goal’s)
Melakukan analisis kebutuhan untuk menentukan tujuan program atau produk yang akan dikembangkan. Kegiatan analis kebutuhan ini peneliti mengidentifikasi kebutuhan prioritas yang segera perlu dipenuhi.
Dengan mengkaji kebutuhan, pengembang akan mengetahui adanya suatu keadaan yang seharusnya ada (what should be) dan keadaan nyata atau riil di lapangan yang sebenarnya (what is). Dengan  cara “melihat” kesenjangan atau gap yang terjadi, pengembangan mencoba menawarkan suatu alternatif pemecahan dengan cara mengembangkan suatu produk atau desain tertentu.
Tentu saja, rencana yang akan dilakukan itu dilandasi dari segi teori dan kajian empiris yang sudah ada sebelumnya, bahwa hal tersebut memang patut atau layak dilakukan atau diadakan pengkajian lebih luas lagi. Dengan kata lain, bahwa berdasarkan analisis ini pula, pengembangan mengetengahkan suatu persoalan atau kesenjangan dan sekaligus menawarkan solusinya.



b.           Melakukan Analisis Instruksional (Conduct Instructional Analysis)
Apabila yang dipilih adalah latar pembelajaran, maka langkah berikutnya pengembangan melakukan analisis pembelajaran, yang mencakup ketrampilan, proses, prosedur, dan tugas-tugas belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hal-hal apa saja yang menjadi kebutuhan yang dirasakan “felt need”, perlu diidentifikasi dan selanjutnya diungkapkan dalam rancangan produk atau desain yang ingin dikembangkan. Ini menjadi spesifikasi suatu produk atau desain yang akan dikembangkan lebih lanjut dan memiliki kekhasan tersendiri.

c.            Analisis Pembelajar dan Konteks (Anallyze Learners and Contexts)
Analisis ini bisa dilakukan secara simultan bersamaan dengan analisis pembelajaran di atas, atau dilakukan setelah analisis pembelajaran. Menganalis pembelajar dan konteks, yang mencakup kemampuan, sikap, karakteristik awal pembelajar dalam latar pembelajaran.
Dan juga termasuk karakteristik latar pembelajaran tersebut di mana pengetahuan dan keterampilan baru akan digunakan untuk merancang strategi instrusional.

d.           Merumuskan Tujuan Performasi
Merumuskan tujaun performasi atau untuk kerja dilakukan setelah analisis-analisis pembelajar dan konteks. Merumuskan tujuan untuk kerja, atau operasional. Gambaran rumusan oprasional ini mencerminkan tujuan khusus program atau produk, prosedur yang dikembangkan. Tujuan ini secara spesifik memberikan informasi untuk mengembangkan butir-butir tes. Pengembang melakukan penerjemahan tujuan umum atau dari standar kompetensi yang telah ada ke dalam tujuan khusus yang lebih operasional dengan indikator-indikator tertentu.

e.           Mengembangkan Instrumen (Develope Assesment Instrument)
Langkah berikutnya adalah mengembangkan instrumen assessment, yang secara langsung berkaitan dengan tujuan khusus, operasional. Tugas mengembangkan instrumen ini menjadi sangat penting. Karena instrumen dalam hal ini bisa berkaitan langsung dengan tujuan operasional yang ingin dicapai berdasarkan indikator-indikator tertentu, dan juga instrumen untuk mengukur perangkat produk atau desain yang dikembangkan. Instrumen yang berkaitan dengan tujuan khusus berupa tes hasil belajar, sedangkan instrumen yang berkaitan dengan perangkat produk atau desain yang dikembangkan dapat berupa kuesioner atau daftar cek.



f.            Mengembangkan Strategi Instruksional (Develope Instructional Strategy)
Mengembangkan strategi instruksional, yang secara spesifik untuk membantu pembelajar untuk mencapai tujuan khusus. Strategi instruksional tertentu yang dirancang khusus untuk mencapai tujuan dinyatakan secara eksplisit oleh pengembang. Strategi pembelajaran yang dirancang ini juga berkaitan dengan produk atau desain yang ingin dikembangkan. Sebagai contoh, apabila pengembang ingin membuat produk media gambar, maka strategi apa yang dipakai untuk membuat mempresentasikan media gambar tersebut.
Apabila pengembang ingin mengembangkan suatu desain pembelajaran tertentu, maka strategi apa yang cocok dan dipilih untuk menunjang desain tersebut. Jadi dengan pendek kata, peranan strategi tetap sangat penting dalam kaitannya dengan proses pengembangan yang ingin dilakukan.

g.           Mengembangkan dan Memilih Material Instruksional (Develope and Select Instructional materials)
Langkah ini merupakan kegiatan nyata yang dilakukan oleh pengembang. Mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran, yang dalam hal ini dapat berupa : bahan cetak, manual baik untuk pebelajar maupun pembelajarn, dan media lain yang dirancang untuk mendukung pencapaian tujuan. Produk atau desain yang dikembangkan berdasarkan tipe, jenis, dan model tertentu perlu diberikan argumen atau alasan mengapa memilih dan mengembangkan berdasarkan tipe atau model tersebut. Alasan memilih tipe atau model tersebut biasanya dikemukakan dalam subbagian model pengembangan.

h.           Merancang dan Melakukan Evaluasi Formatif (Design and Conduct Formative Evaluation of Instruction)
Merancang dan melakukan evaluasi formatif, yaitu evaluasi yang dilaksanakan oleh pengembang selama proses, prosedur, program atau produk dikembangkan. Atau, evaluasi formatif ini dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan maksud untuk mendukung proses peningkatan efektivitas. Dalam kondisi tertentu, pengembang cukup sampai pada langkah ini Dick & Carey merekomendasikan suatu proses evaluasi formatif yang terdiri dari tiga langkah :
Uji coba prototipe bahan secara perorangan (one-to-one trying out) ; uji coba perorangan ini dilakukan untuk memperoleh masukan awal tentang produk atau rancangan tertentu. Uji coba perorangan dilakukan kepada subjek 1-3 orang. Setelah itu dilakukan uji coba perorangan, produk, atau rancangan revisi.
Uji coba kelompok kecil (small group tryout). Uji coba ini melibatkan subjek yang terdiri atas 6-8 subjek. Hasil uji coba kelompok kecil ini dipakai untuk melakukan revisi produk atau rancangan. Uji coba lapangan (field tryout). Uji coba ini melibatkan subjek dalam kelas yang lebih besar yakni sekitar 15-30 subjek (a whole class of learners). Selama uji coba ini, pengembang melakukan observasi dan wawancara.
Dengan demikian, pengembang melakukan pendekatan kualitatif disamping data kuantitatif (hasil tes, skala sikap, rubrik dan sebagainya). Hasil validasi dari langkah 8 inilah yang kemudian dipakai untuk melakukan revisi di langkah selanjutnya.
i.             Melakukan revisi Instruksional (Revise Instruction)
Revisi dilakuakn terhadap proses (pembelajaran), prosedur, program, atau produk yang dikaitkan dengan langkah-langkah sebelumnya. Revisi dilakukan  terhadap tujuh langkah pertama yaitu mulai dari : tujuan umum pembelajaran, analisis pembelajaran, perilaku awal, tujuan unjuk kerja atau performansi, butir tes, strategi pembelajaran dan/atau bahan-bahan pembelajaran. Strategi instruksional ditinjau kembali dan akhirnya semua pertimbangan ini dimasukkan ke dalam revisi instruksional untuk membuatnya menjadi alat instruksional yang lebih efektif.

j.             Merancang dan Melaksanakan Evaluasi Sumatif (Design and Conduct Summative Evaluation)
Hasil-hasil pada tahap revisi instruksional dijadikan dasar untuk menulis perangkat yang dibutuhkan. Hasil perangkat tersebut selanjutnya divalidasi dan diujicobakan atau diimplementasikan di kelas dengan evaluasi sumatif. Setelah suatu produk, program atau proses pengembangan selesai dikembangkan, langkah berikutnya melakukan evaluasi sumatif. Evaluasi sumatif ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menentukan tingkat efektivitas produk, program, atau proses secara keseluruhan dibandingkan dengan program lain. Untuk keperluan pengembangan ini biasanya peneliti hanya menggunakan sampai langkah kesembilan, yakni evaluasi formatif di mana rancangan, proses, atau program sudah dianggap selesai. Akan tetapi, untuk keperluan uji efektivitas rancangan, proses, dan program secara menyeluruh diperlukan uji atau evaluasi secara eksternal. Dengan demikian, diperoleh tingkat efisiensi, efektiviras dan daya tarik rancangan, proses dan program secara menyeluruh.
C.           Kelebihan Model Pengembangan Dick and Carey
Semua model desain mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing. Kelebihan dari model ini sebagai berikut.
1.    Setiap langkah jelas, sehingga dapat diikuti
2.    Teratur, efektif dan Efisien dalam pelaksanaa
3.    Merupakan model atau perencanaan pembelajaran yang terperinci, sehingga mudah diikuti.
4.    Adanya revisi pada analisis instruksional, dimana hal tersebut merupakan hal yang sangat baik, karena apabila terjadi kesalahan maka segera dapat dilakukan perubahan pada analisis instruksional tersebut, sebelum kesalahan didalamnya ikut mempengaruhi kesalahan pada komponen setelahnya
5.    Model Dick & Carey sangat lengkap komponennya, hampir mencakup semua yang dibutuhkan dalam suatu perencanaan pembelajaran.

D.   Kelemahan Model Pengembangan Dick and Carey
Kelemahan yang dimiliki oleh desain Dick-Carey adalah sebagai berikut.
a.    Kaku, karena setiap langkah telah di tentukan
b.    Tidak semua prosedur pelaksanaan KBM dapat di kembangkan sesuai dengan langkah-langkah tersebut
c.    Tidak cocok diterapkan dalam pembelajaran skala besar
d.    Uji coba tidak diuraikan secara jelas kapan harus dilakukan dan kegiatan revisi baru dilaksanakan setelah diadakan tes formatif
e.    Pada tahap-tahap pengembangan tes hasil belajar, strategi pembelajaran maupun pada pengembangan dan penilaian bahan pembelajaran tidak nampak secara jelas ada tidaknya penilaian pakar (validasi).
f.     Terlalu banyak prosedur yang harus dilakukan oleh guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.



BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Desain instruksional Dick-Carey merupakan model pendekatan sistem. Dimana semua komponen. Langkah-langkah meliputi mengidentifikasi tujuan, melaksanakan analisis pembelajaran, menganalisis pembelajar dan context, merumuskan sasaran performansi, mengembangkan instrumen penilaian, mengembangkan strategi pembelajaran, mengembangkan dan memilih materi pembelajaran, merancang dan melaksanakan evaluasi formatif, mervisi pembelajaran, dan merancang dan melaksanakan evaluasi sumatif.



DAFTAR PUSTAKA
Benny, A, P., (2009). Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat.

Dick, W., Carey L. (1996). The Systematic Design of Instruction. Ed 4. New York: Haper      Collins College Publisher.


Sanjaya, W. (2013). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

NgeTech

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 komentar:

Post a Comment

 
biz.