PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Tidak
setiap anak yang dilahirkan di dunia ini selalu mengalami perkembangan normal.
Banyak diantara mereka yang dalam perkembangannya mengalami hambatan, ganguan,
kelambatan, atau memiliki faktor-faktor resiko sehingga untuk mencapai
paerkembangan optimal diperlukan penanganan atau intervensi khusus. Kelompok
inilah yang kemudian dikenal sebagai anak berkebutuhan khusus atau anak luar biasa.
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang
memiliki keunikan tersendiri dalam jenis dan karakteristiknya, yang membedakan
dari anak-anak normal pada umumnya. Kebutuhan akan pendidikan adalah milik
semua orang, tidak terkecuali anak berkebutuhan khusus atau ABK. Keterbatasan
yang dialami menjadikan anak berkebutuhan khusus memerlukan layanan pendidikan
yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik anak.
Dalam memahami anak berkebutuhan khusus atau
anak luar biasa, sangat diperlukan adanya pemahaman mengenai penyebab anak
berkebutuhan khusus sehingga kita dapat membantu proses perkembangannya dan hak
sebagai anak pada umumnya dalam mencapai suatu kesejahteraan hidup.
B.
Rumusan
Masalah
Dari latar belakang di atas dapat ditarik
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah
pengertian anak berkebutuhan khusus?
2. Apa
saja faktor penyebab anak berkebutuhan khusus?
C.
Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini antara
lain:
1. mengetahui
pengertian anak berkebutuhan khusus.
2. mengetahui
faktor penyebab anak berkebutuhan khusus.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Anak
Berkebutuhan Khusus
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memerlukan
penanganan khusus sehubungan dengan gangguan perkembangan dan kelainan yang
dialami anak. Mereka yang digolongkan pada anak yang berkebutuhan khusus dapat
dikelompokkan berdasarkan ganngguan atau kelainan pada aspek :
1.
Fisik/motorik,
antara lain: cerebral palsi, polio
2.
Kognitif,
antara lain: mentalretardasi, anak unggul (berbakat)
3.
Bahasa
dan bicara
4.
Pendengaran
5.
Penglihatan
6.
Sosial
emosi
Anak tersebut
membutuhkan metode, material, pelayanan dan peralatan yang khusus agar dapat
mencapai perkembangan yang optimal. Karena anak-anak tersebut mungkin akan
belajar dengan kecepatan yang berbeda dan juga dengan cara yang berbeda.
Walaupun mereka memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda dengan anak-anak
secara umum, mereka harus mendapat perlakuan dan kesempatan yang sama. Hal ini
dapat dimulai dengan cara penyebutan terhadap anak dengan kebutuhan khusus
tersebut.
B. Faktor Penyebab Anak
Berkebutuhan Khusus
Penyebab anak berkebutuhan khusus terjadi dalam beberapa
periode kehidupan anak, yaitu :
1. Sebelum kelahiran
Penyebab yang terjadi sebelum proses kelahiran,
dalam hal ini berarti ketika anak dalam kandungan, terkadang tidak disadari
oleh ibu hamil. Faktor-faktor tersebut antara lain :
a.
Gangguan Genetika : Kelainan Kromosom, Transformasi
Kelainan kromosom kerap diungkap dokter sebagai penyebab
keguguran, bayi meninggal sesaat setelah dilahirkan, maupun bayi yang
dilahirkan sindrom down. Kelainan kromosom ini umumnya terjadi saat pembuahan,
yaitu saat sperma ayah bertemu sel telur ibu. Hal ini hanya dapat diketahui
oleh ahlinya saja, tidak kasat mata sehingga para ibu hamil tidak dapat
memprediksikannya. Untuk mengetahui bahwa proses tansformasi kromosom berjalan
normal membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk uji laboratoriumnya.
b.
Infeksi Kehamilan
Infeksi saat hamil dapat mengakibatkan cacat pada janin.
Penyebabnya adalah parasit golongan protozoa yang terdapat pada binatang
seperti kucing, anjing, burung, dan tikus. Gejala umumnya seperti mengalami
gejala berupa demam, flu, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Faktor ini
terjadi bisa dikarenakan makanan atau penyakit. Infeksi kehamilan dapat
diketahui jika si ibu rutin memeriksakan kehamilannya sehingga jika ada
indikasi infeksi kehamilan dapat segera diketahui. Bisa juga infeksi terjadi
karena adanya penyakit tertentu dalam kandungan si ibu hamil.
c.
Usia Ibu Hamil (high risk group)
Ada beberapa hal yang menyebabkan ibu beresiko hamil,
antara lain : riwayat kehamilan dan persalinan yang sebelumnya kurang baik
(misalnya, riwayat keguguran, perdarahan pasca kelahiran, lahir mati); tinggi
badan ibu hamil kurang dari 145 cm; ibu hamil yang kurus/berat badan kurang;
usia ibu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun; sudah memiliki 4
anak atau lebih; jarak antara dua kehamilan kurang dari 2 tahun; ibu menderita
anemia atau kurang darah; tekanan darah yang meninggi dan sakit kepala hebat
dan adanya bengkak pada tungkai; kelainan letak janin atau bentuk panggul ibu
tidak normal; riwayat penyakit kronik seperti diabetes, darah tinggi,asma dll.
d.
Keracunan Saat Hamil
Keracunan kehamilan sering
disebut Preeclampsia (pre-e-klam-si-a) atau toxemia adalah suatu
gangguan yang muncul pada masa kehamilan, umumnya terjadi pada usia kehamilan
di atas 20 minggu. Gejala-gejala yang umum adalah tingginya tekanan darah,
pembengkakan yang tak kunjung sembuh dan tingginya jumlah protein di urin. Keracunan
kehamilan sering terjadi pada kehamilan pertama dan pada wanita yang memiliki
sejarah keracunan kehamilan di keluarganya.
Resiko lebih tinggi terjadi pada wanita yang memiliki
banyak anak, ibu hamil usia remaja, dan wanita hamil di atas usia 40 tahun.
Selain itu, wanita dengan tekanan darah tinggi atau memiliki gangguan ginjal
sebelum hamil juga beresiko tinggi mengalami keracunan kehamilan. Penyebab sesungguhnya
masih belum diketahui.
Cara mengatasinya adalah dengan cara melahirkan untuk
melindungi bayi dan ibunya. Namun jika kelahiran tidak memungkinkan karena usia
kandungan yang terlalu dini, ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk
mengatasi keracunan kelahiran sampai bayi dinyatakan cukup umur untuk bisa
dilahirkan. Langkah-langkah tersebut meliputi penurunan tekanan darah dengan
cara istirahat total (bed-rest) atau dengan obat-obatan yang
direkomendasi dokter, dan perhatian khusus dari dokter.
e.
Pengguguran
Gugur kandungan atau aborsi (bahasa Latin: abortus)
adalah berhentinya kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu yang
mengakibatkan kematian janin. Secara medis, pengguguran kandungan adalah
berakhirnya kehamilan sebelum fetus dapat hidup sendiri diluar kandungan. Batas
umur kandungan 28 minggu dan berat fetus kurang dari 1000 gram.
Penyebab penggguran kandungan antara lain : kelainan ovum
(kelainan kromosom); penyakit ibu (Infeksi akut, kelainan endokrin, trauma,
kelainan kandungan); kelainan Plasenta; gangguan hormonal; dan Abortus buatan/
provokatus (sengaja di gugurkan).
Penggguran kandungan dikarenakan hal-hal seperti: kerja
fisik yang berlebihan; mandi air panas; melakukan kekerasan di daerah perut;
obat pencahar; obat-obatan dan bahan-bahan kimia; electric shock untuk
merangsang rahim; dan menyemprotkan cairan ke dalam liang vagina.
f.
Lahir Prematur
Menurut dr Suyanto, Sp.OG, Spesialis Kebidanan dan
Kandungan Rumah Sakit Budi Kemuliaan, bayi prematur adalah bayi yang lahir
kurang bulan menurut masa gestasinya (usia kehamilannya). Adapun masa gestasi
normal adalah 38-40 minggu. Dengan demikian bayi prematur adalah bayi yang
lahir sebelum masa gestasi si ibu mencapai 38 minggu.
2. Selama proses kelahiran
Setiap ibu berharap mengalami proses melahirkan yang
normal dan lancar. Berikut akan dibahas beberapa proses kelahiran yang dapat
menyebabkan anak berkebutuhan khusus, antara lain:
a.
Proses kelahiran lama (Anoxia), prematur, kekurangan
oksigen
Tanda-tanda bayi lahir prematur sama seperti bayi lahir
normal, hanya saja proses pelahirannya lebih awal dari seharusnya. Proses
melahirkan yang lama dapat mengakibatkan bayi kekurangan oksigen.
Penyebab bayi lahir prematur terbagi dalam dua hal, dari
sang ibu dan bayi itu sendiri. Sebab yang berasal dari ibu antara lain : pernah
mengalami keguguran (abortus) atau pernah melahirkan bayi prematur pada riwayat
kehamilan sebelumnya; kondisi mulut rahim lemah sehingga rahim akan terbuka
sebelum usia kehamilan mencapai 38 minggu; si ibu menderita beberapa penyakit
(semisal penyakit jantung, darah tinggi, kencing manis, gondok); ibu yang sangat
muda (kurang dari 16 tahun) dan terlalu tua (lebih dari 35 tahun). Sementara
sebab yang berasal dari bayi sendiri antara lain : bayi dalam kandungan berat
badannya kurang dari 2,5 kilogram; kurang gizi; posisi bayi dalam keadaan
sungsang.
b.
Kelahiran dengan alat bantu : Vacum
Vacum adalah suatu persalinan buatan dengan cara
menghisap bayi agar keluar lebih cepat. Vacum ini dikhawatirkan membuat kepala
bayi terjepit sehingga akan terjadi kecelakaan otak gangguan pada otak.
c.
Kehamilan terlalu lama: > 40 minggu
Kehamilan yang terlalu lama
dikhawatirkan membuat keadaan bayi di dalam rahim mengalami kelainan dan
keracunan air ketuban. Karenanya jika usia kandungan sudah melewati masa
melahirkan dianjurkan pada ibu hamil untuk segera melahirkan dengan cara yang
memungkinkan sesuai kondisi ibu dan bayi.
3. Setelah kelahiran
Setelah
proses kelahiran pun tidak otomatis bayi aman dari kelainan yang mengakibatkan
nanti anak menjadi berkebutuhan khusus. Berikut beberapa hal yang menyebabkan
anak berkebutuhan khusus tersebut antara lain:
a.
Penyakit infeksi bakteri (TBC), virus
Penyakit TBC adalah suatu
penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang
menyerang paru-paru. Setelah proses kelahiran, bayi dikhawatirkan teserang bakteri
atau virus yang dapat menyebabkan penyakit tertentu dan menyebabkan kelainan
pada anak secara fisik maupun mental.
b.
Kekurangan zat makanan (gizi, nutrisi)
Gizi merupakan unsur yang sangat
penting di dalam tubuh. Dapat dibayangkan jika bayi mengalami kekurangan gizi,
kelainan apa saja yang dapat dialaminya di masa kehidupannya mendatang.
Kelainan yang akan dialami anak mencakup kelainan fisik, mental, bahkan
prilaku. Karenanya gizi harus dipenuhi setelah anak lahir, baik dari ASI dan
juga nutrisi makanannya.
c.
Kecelakaan
Pada bayi, umumnya kecelakaan
terjadi karena jatuh, tergores benda tajam, tersedak, tercekik atau tanpa
sengaja menelan obat-obatan dan bahan kimia yang diletakkan di sembarang
tempat. Kecelakaan seperti ini disebabkan kelalaian orang dewasa di sekitarnya.
d.
Keracunan
Bahaya keracunan yang sering terjadi pada anak adalah
menelan obat berlebihan (overdosis) karena orang tua menaruh obat sembarangan.
Potensi keracunan lainnya menelan cairan kosmetik ibunya, cairan pembersih
untuk rumah dan cairan pembasmi serangga, dan bahan beracun lainnya.
Untuk menghindarinya, berikut yang harus dilakukan:
letakkan semua barang-barang yang menimbulkan potensi keracunan seperti
bahan-bahan pembersih, pewangi pakaian, pupuk, dan lainnya di tempat tinggi dan
tak mudah dijangkau. Bila perlu, kunci lemari khusus tersebut. Simpanlah tetap
bersama pembungkusnya.
PENUTUP
A.
Simpulan
Anak
berkebutuhan khusus adalah anak yang memerlukan penanganan khusus sehubungan
dengan gangguan perkembangan dan kelainan yang dialami anak. Mereka yang
digolongkan pada anak yang berkebutuhan khusus dapat dikelompokkan berdasarkan
ganngguan atau kelainan pada aspek: Fisik/motorik, Kognitif, Bahasa dan bicara,
Pendengaran, Penglihatan, Sosial emosi.
Ada berbagai faktor yang menyumbang terjadinya anak
berkebutuhan khusus. Adapun faktor-faktor tersebut meliputi: Pre-natal,
Terjadinya kelainan anak semasa dalam kandungan atau sebelum proses kelahiran.
Misalnya seorang ibu yang tengah hamil muda > 3 bulan keracunan olkhohol;
Peri-natal, Sering juga disebut natal waktu terjadinya kelainan pada saat
proses kelahiran dan menjelang serta sesaat setelah proses kelahiran;
Pasca-natal, Terjadinya kelainan setelah anak dilahirkan sampai dengan sebelum
usia perkembangan selesai (kurang lebih usia 18 tahun).
DAFTAR PUSTAKA
Staff UNY. (2010). Anak Berkebutuhan Khusus. Diakses melalui: staff.uny.ac.id pada
hari Jumat, 3 Maret 2017 pukul 11.30
Membumikan Pendidikan. (2015). Faktor Penyebab Kelainan atau Anak
Berkebutuhan Khusus. Diakses melalui www.membumikanpendidikan.com
pada hari Jumat, 3 Maret 2017 pukul 11.00
Aditya. (2015). Pengertian, Jenis dan Faktor Penyebab Anak Berkebutuhan Khusus. Dunia
Belajar. Diakses melalui: dunia-belajar.blogspot.co.id pada hari Jumat, 3 Maret
2017 pukul 11.15
0 komentar:
Post a Comment